Kenalin aku Raissa Arif, tapi panggil saja Acha. Aku dilahirkan dari keluarga sederhana. Aku punya kakak, Ozy namanya. Selisih umurku dengannya 2 tahun. Ozy pergi dari rumah karena ia merasa menjadi beban orang tua, dia memilih kabur untuk hidup mandiri.
Acha mengingat kejadian beberapa tahun yang lalu.
Saat itu himpitan ekonomi sedang keluarga Ozy rasakan. Dagangan Mie Ayam ibu Ozy tak laku.
"Kasian orang tuaku.. Aku harus kabur untuk meringankan pekerjaannya. Dengan uang tabunganku ini, aku bisa hidup di sana." kata Ozy di kamarnya. Lalu ia menuliskan surat.
Maaf Ozy harus pergi..
Ozy kasian sama keluarga kita.
Ozy gamau jadi beban..
Ozy pergi ya, Ozy nanti pasti balik dari Jakarta nanti.
Tapi itu dulu. Keluarga Ozy sekarang sukses. Mie Ayam Kaki Lima yg diolah ibuku sukses. Dan sekarang mungkin kak Ozy sudah kls 3 SMA. Yep tepat, aku kelas 1 SMA. Ozy kabur sudah 5 thn lamanya, sejak dia kls 7 SMP. Dan aku di sini, di Jakarta. Untuk mencari Ozy. Dengan izin ortu pastinya. Aku yakin, dengan hanya Nama Lengkap Ozy dan bekas luka di daerah mata kaki kanannya aku dapat menemukan kakakku. Aku di Jakarta ngekost. Demi kakak aku, aku rela. Aku kangen.
Aku masuk di SMA Negeri Idol. Berhubung tahun ajaran baru, jadi ada MOS. Kucir 5, papan nama, bawa sarapan juga nasi bulet2, telor dibentuk love.
Aaaa lupa ini telor aku bentuknya kotak bukan love. Matilah aku. Batinku pasrah.
"Heyy Udang! Mana nih telor love nya! Ko kotak gini?" kata kakak kelas itu memanggilku Udang. Ya itu yg kutuliskan di papan nama, sesuai yg ditentukan sebelumnya.
"Maaf kak." kataku lirik.
"Maaf maaf! Ga guna tau ga! Pantes aja udang. Dasar otak udang!" maki kakak kelas itu. "Sana lari lapangan 10x!" lanjutnya.
"Ba baik kak." kataku gugup.
"Ihh apaan sih lo, Yo jahat amat.. Dia kan cewe.." kata seorang cowok, bersenyum manis itu. "Dah kamu lari 3 putaran saja." kata cowok tadi meringankanku.
"Makasih kak." kataku.
"Aarghh Ardi.. Dia kan salah!" kata Rio yg tadi memakiku, pada cowo yg bernama Ardi yg meringankanku.
"Dah gapapa lah kan kasian dianya." jelas Ardi.
"Huh hah.. Huft.. Hah.." aku terengah engah setelah lari suruhan kakak kelas itu.
"Sini kamu duduk dulu." kata Ardi.
"Makasih Kak." kataku. "Makasih juga ya kak, udah meringankan hukumanku." lanjut ku.
"Iya. ngomong2 namamu siapa?" kat Ardi.
"Aku? aku acha." jwabku singkat. Kak Ardi seolah kaget. "Kenapa? Nama kakak sendiri siapa?" ku tanya balik pada kak Ardi.
"Oh gapapa. Namaku Ahmad Fauzy Adriansyah tapi panggil saja Ardi. Adri susah hehe.." canda kak Ardi.
Kali ini giliranku yang kaget. Apa ini kak Ozy yang kucari? Nama lengkapnya SAMA!
"Kakak, rumahnya dimana? Tinggal sama siapa?" tanyaku memastikan, walaupun pertanyaannya emang ga penting, tetap ku tanyakan.
"Disitu.. Deket2 sini kok. Aku di sini.. Hmmm dengan om ku." jelas kak Ardi.
"Ooo..." jawabku singkat. 'Yaa! pasti bukan Kak Ozy. Tak ada keluarga kami di Jakarta. Mana mungkin dia kak Ozy kalau dia tinggal bersama Om-nya. Lagipula namanya ARDI bukan OZY. Nama panjang kan bukan kak Ozy saja yang punya.' pikirku yakin.
Sejak perkenalan singkat itulah, aku menjadi dekat dengan Kak Ardi. Deket, deket banget malah. Hingga waktu yang tepat datang.
"Adeekk..." lirih kak Ardi.
"Ya kak?" tanyaku.
"Kakak sayang ma adek. Adek mau ga jadi pacar kakak? LOVE OR FRIEND? Jawab dek!" kata kak Ardi.
Jujur saja, aku kaget. Tapi kupilih jawaban yang menurutku tepat.
"LOVE..." jawabku singkat.
"Addeeekk... Makasiiihhh..." kata kak Ardi lalu memelukku. Hangat sekali, bahkan hangatnya melebihi dari pelukkan sang kekasih.
Detik demi detik..
Hari demi hari..
Waktu demi waktu..
Aku dan Kak Ardi sudah 4 bulan. Tepat hari ini 4 bulan.
Selama aku pacaran dengan kak Ardi, banyak banget komennya. Salah satunya "Iiihhh pantesnya jadi KAKAK-ADIK muka kalian mirip." Aaaa jangan sampai itu terjadi.
Hari ini pula, Kak Ardi ada pertandingan futsal. Kak Ardi jadi kiper. Uwoo... Kiper biasanya cakep. Liat aja casillas, kipernya jepang, markus horizon. Demikian juga dengan kak Ardi, yang terkenal juga di sekolah dengan senyum manisnya itu.
Ku menonton aksi kak Ardi. Ku terpesona melihatnya. Tangkis sana tangkis sini. Luka sana luka sini. Ya itu yang mungkin Kak Ardi rasakan.
Hingga pertandingan selesai. Scor 3 : 1 menang untuk tim Kak Ardi.
Usai pertandingan.
"Kak, tadi jatuh sering banget. Sakit ya pasti." kataku mengobati luka di kaki kanan kak Ardi.
"Iiyyaa.. Makasiih ya dde.. Aw aw.. Pelan2 dde, sakit." rintih kak Ardi.
"Oh iya maaf kak." kataku mencoba lebih lembut mengobati.
Upss..... Ku lihat bekas luka yang sangat aku kenali. Aku kaget.
"Kak, itu luka apa?" tanyaku gelisah.
"Oh itu.. Itu luka jatuh dari sepeda saat..." Kak Ardi tidak melanjutkan kata2nya, seperti sedang memikirkan sesuatu.
"Saat apa?" aku makin gelisah.
"Saat aku naik sepeda dengan adikku lalu terjatuh.." lanjut kak Ardi, wajahnya sedikit muram.
"Hah? Ja jadi... Kakak itu... KAK OZY?" aku terbelalak.
"Apa maksud kamu?" Kata Kak Ardi seolah tak mau ini terjadi.
"Ini aku kak, aku acha.. Acha adikmu.." kataku memeluk kak Ardi, yaa kak Ozy... Air mataku merebak.
"Jadiii... Selama ini cinta kita adalah cinta terlarang? Aaargh..." kata kak Ardi/Ozy melepaskan pelukanku, dan bergegas pulang, kebetulan itu jam pulang.
Aku menangis. Aku pun juga pergi untuk ke kost-kost-an.
Love or Friend..
Harusnya memang ku jawab 'Friend'
Love or Friend
bukan menjawab 'Love'
Love or Friend
harusnya ku yakinkan siapa dia sebenarnya
Love or Friend
apa ini kado 4 bulanku?
penyesalan.. Kini ku rasakan..
Ku coba tetap tegar..
Ku raih handphone ku..
Ku sms Kak Ardi/Ozy
"tak perlu disesali sgala yg sdh trjdi.. Anggap saja tak terajadi apa2.. Aku sayang kak Ozy.."
Ku tak berharap kak Ozy membalasnya. Tapi, beberapa menit kemudian balasan sms datang.
"Iya gapapa kok dde.. Aku juga sayang adikku, Acha. Aku tunggu di Taman Idol ya.."
ku balas, "Oke"
Aku datang ke sana. Ku dapati kakakku Ozy sedang duduk di kursi taman dengan mata yang sembab sama sepertiku, mungkin habis nangis, pikirku.
Ku duduk di sampingnya.
"Maap kak, ini memang salah Acha. Harusnya Acha cari tahu kakak sebenarnya." kataku lirih.
"Gak, bukan salah Acha. Ini salah kakak. Gak mau cerita ke Acha." kata kak Ozy.
"Yaudah sekarang kakak cerita. Acha ndengerin." kataku lalu tersenyum pada Kakakku Ozy.
"Jadi, 5 tahun yang lalu.. Aku nggelandang di ramainya jakarta. Aku masuk ke panti Asuhan. Lalu ak diadopsi oleh seorang ayah. Itu yang aku sebut dengan om saat kita kenalan dulu." jelas kak Ozy.
"Oh gitu.. Aku ke Jakarta ini untuk mencari kakak. Ya sudah kak. Anggap saja ini gak pernah terjadi. Yang penting kita sudah kembali bertemu. Aku sayang kak Ozy, tidak ada lagi LOVE or FRIEND but BROTHER!" kataku.
"Aku juga sayang adikku, Acha.. MY SISTER!"
Selasa, 22 Maret 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar